Minggu, 17 Februari 2013



Induk Ayam yang Berkorban
Seorang Pak Tani sedang bekerja di sawahnya. Tiba-tiba, dari kejauhan ia melihat ada asap hitam yang membubung tinggi. Sepertinya berasal dari hutan yang terletak di dekat sawahnya. Ia pun bergegas menuju ke sana.
Sesampainya ia di tempat tujuan, ternyata kebakaran sudah berhasil dipadamkan. Yang tersisa hanyalah asap, arang dan sisa-sisa rumput yang menghitam terbakar oleh api. Ketika ia menyusuri hutan tersebut, tiba-tiba ia mendapati ada suatu gundukan berwarna hitam yang bergerak-gerak. Karena penasaran, ia pun mendekatinya.
Pak Tani mengambil sebilah ranting kayu dan mencoba menggunakannya untuk membalik gundukan hitam tersebut. Ia ingin tahu apa isi yang ada di baliknya. Begitu dibalikkan, ternyata isinya adalah anak-anak ayam yang masih kecil-kecil dan segar. Anak-anak ayam itu berlarian ke sana kemari begitu gundukan hitam, yang ternyata adalah induk mereka, disingkirkan oleh Pak Tani.
Induk Ayam yang Berkorban
Pak Tani pun tersadar. Sepertinya induk ayam ini mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungi anak-anaknya dari kobaran maut sang api. Induk itu menaruh anak-anaknya di bawah perlindungan sayap dan tubuhnya sendiri. Ia berusaha menjaga agar mereka tidak sampai terbakar. Meski mungkin induk ayam tersebut punya kesempatan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Sungguh luar biasa kasih sang induk ayam kepada anak-anaknya. Sungguh besar pengorbanannya!
***
Kita juga memiliki Seorang yang sangat mengasihi kita. Dan bahkan mengorbankan diri-Nya sendiri demi kita. Pertanyaannya, maukah kita percaya kepada-Nya dan menerima penebusan yang sudah diberikan secara cuma-cuma bagi kita semua?
Selamat merenungkan kasih Tuhan di Jumat Agung ini. Tuhan mengasihimu.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Yoh 3:16