Induk Ayam yang Berkorban
Seorang Pak
Tani sedang bekerja di sawahnya. Tiba-tiba, dari kejauhan ia melihat ada asap hitam
yang membubung tinggi. Sepertinya berasal dari hutan yang terletak di dekat
sawahnya. Ia pun bergegas menuju ke sana.
Sesampainya
ia di tempat tujuan, ternyata kebakaran sudah berhasil dipadamkan. Yang tersisa
hanyalah asap, arang dan sisa-sisa rumput yang menghitam terbakar oleh api.
Ketika ia menyusuri hutan tersebut, tiba-tiba ia mendapati ada suatu gundukan
berwarna hitam yang bergerak-gerak. Karena penasaran, ia pun mendekatinya.
Pak Tani
mengambil sebilah ranting kayu dan mencoba menggunakannya untuk membalik
gundukan hitam tersebut. Ia ingin tahu apa isi yang ada di baliknya. Begitu
dibalikkan, ternyata isinya adalah anak-anak ayam yang masih kecil-kecil dan
segar. Anak-anak ayam itu berlarian ke sana kemari begitu gundukan hitam, yang
ternyata adalah induk mereka, disingkirkan oleh Pak Tani.
Induk Ayam
yang Berkorban
Pak Tani pun
tersadar. Sepertinya induk ayam ini mengorbankan dirinya sendiri untuk
melindungi anak-anaknya dari kobaran maut sang api. Induk itu menaruh
anak-anaknya di bawah perlindungan sayap dan tubuhnya sendiri. Ia berusaha
menjaga agar mereka tidak sampai terbakar. Meski mungkin induk ayam tersebut
punya kesempatan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Sungguh luar biasa kasih
sang induk ayam kepada anak-anaknya. Sungguh besar pengorbanannya!
***
Kita juga
memiliki Seorang yang sangat mengasihi kita. Dan bahkan mengorbankan diri-Nya
sendiri demi kita. Pertanyaannya, maukah kita percaya kepada-Nya dan menerima
penebusan yang sudah diberikan secara cuma-cuma bagi kita semua?
Selamat
merenungkan kasih Tuhan di Jumat Agung ini. Tuhan mengasihimu.
Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Yoh 3:16